Jumat, 07 November 2025

Petani Desa Mrawan Mengeluh Sulit dan Mahalnya  Pupuk UREA  Bersubsidi, Diduga Kios Jual Pupuk Tidak Sesuai HET

By: admin
06 Februari 2022
Dilihat 2034 kali

JEMBER, Mediatrans9.com

Anggota kelompok tani Desa Mrawan, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur, mengelu dengan Sulitnya Pupuk UREA Bersubsidi juga  diduga kios di Desa setempat menjual pupuk bersubsidi tidak sesuai Harga Eceren Tertinggi (HET) yang di tetapkan oleh pemerintah.

Pengakuan petani di Desa Mrawan ada dua kios, salah satunya  kios milik H.Raub tepatnya di Dusun Rowo, diduga menjual pupuk bersubsidi, jenis UREA , 1 (satu) kuintal plus paket yang wajib dibeli, jenisnya bervariasi salah satunya pupuk organik, total sebesar RP 310.000,- ( tiga sepuluh ribu rupiah ) sampai dengan RP 320.000.- (Tiga ratus ribu rupiah) yang seharusnya harga sebesar RP 225.000,- (dua ratus dua puluh ribu rupiah) tanpa paket. Petani bila sudah kesulitan pupuk dengan terpaksa membeli diluar desa. Pemilik kios H.Raub mengelak dengan semua pengakuan petani.

Beberapa petani berinisial MH, AM, FS, JL, ZL, SL Mengaku keluhannya sama sulitnya pupuk UREA Bersubsidi dan mahal harga di kios milik H.Raub juga mahal  bervariasi sebesar Rp 310.000,- sampai dengan Rp 320.000,- diwajibkan dengan paket, sudah mahal pupuknya tidak ada, jadi terpaksa beli diluar desa meskipun harganya lebih mahal terpaksa kami beli dari pada gagal panen, kalau seperti ini berlarut-larut kami sebagai petani merasa dibodohi, akunya.

Sedangkan pemilik kios H.Raub mengatakan pada tanggal (23/1/2022), penjualan selama ini sesuai E-RDKK dengan Harga Eceran Tertinggi ( HET) sebesar RP 225.000,- (dua ratus dua puluh lima ribu rupiah), terkait paketan tahun lalu memang ada tetapi tahun ini tidak ada itu pun sesuai musyawarah mufakat yang dihari semua Kios ditingkat Kecamatan Mayang, PPL, Pengawas pupuk dan tim ferivikasi, kebetulan saya ketua kordinator, terkait penjualannya saya kios langsung ke ketua kelompok dengan cara saya hubungi, kelompok tani mengambil hasil itukan digandeng dengan istilah macam-macam pupuk nonsubsidi, karena saya juga melayani dua desa yaitu Desa Mrawan dan Desa Mayang, jadi anggota petani belinya langsung ke ketua kelompok, ucapnya dengan terburu-buru.

Soleh selaku PPL menjelaskan memang ditahun 2021 kemarin kios pupuk membeli pupuk bersubsidi dan nonsubsidi dari distributor, mungkin di tahun 2022 ini tidak, ini masih akan kita musyawarahkan kembali kepada semua kios, sebenarnya rananya kios kalau persoalan harga bukan kita, kita hanya di petaninya Kami membantu petani bukan membantu kios, harapan kami penjualan pupuk bersubsidi sesuai HET, jelasnya.

Dengan adanya tidak sesuai pengakuan pemilik kios dan kenyataan di lapangan yang dialami petani, petani berharap kepada kepala desa setempat untuk memangil semua anggota kelompok tani serta semua kios dan instansi terkait untuk dilakukan klarifikasi, supaya persoalan selama ini bisa selesai,kedepan Desa Mrawan kususnya petani menjadi makmur dan sejahtera, tidak lagi merasa di bodohi. (dik)